CINTA, APA KABAR?




“The darkness can stash mountain, river, tree, etc. But then, it can’t conceal LOVE

Lagi marak cerita reunian Rangga sama Cinta, setelah sekian lama (12 tahun lebih tepatnya) tak bersua, dan mereka ketemu lagi. Tapi disini, Aku tidak akan membahas cerita Cinta dan Rangga. Tapi aku ingin menyampaikan lebih dalam, sangat dalam. Ini tentang cinta, yaah, cinta bahasan yang selalu menarik dan tak pernah lekang oleh waktu. Karena cinta seorang pengecut bisa tiba-tiba menjadi pemberani, karena cinta bisa merubah mendung menjadi cerah, dan cerah menjadi hujan. Semua hanya karena cinta.

Semua manusia merasakannya, anak kecil, muda, tua, semuanya merasakan Cinta. Lantas mengapa cinta tak selalu baik? Bukankah cinta itu fitrah, anugrah yang suci yang Allah berikan?

Cinta itu suci, baik, selalu baik, selalu membahagiakan. Hanya saja manusia lupa bahwa cinta didesign oleh Allah Sang Pemilik Hati, jika tak dijalankan sesuai aturan-Nya, maka cinta yang baik akan berubah menjadi jahat. Dan berbalik menyerang, menyakiti para pecinta.

Karenanya cinta itu harus benar-benar dijaga. 

Bukankah ketika kita cinta seseorang maka kita selalu ingin memberikan yang terbaik untuknya? Lantas kenapa tidak berusaha menjaganya untuk jauh dari dosa?

Jika kita tak menjaga Cinta, maka cinta itu akan digelincirkan oleh setan, dan berubah menjadi nafsu. Yah, hanya nafsu.

Padahal Allah merahmati kita dengan hati yang penuh cinta, agar kita mampu menjadi makhluk terbaik, yang menebarkan cinta dari langit untuk bumi.

Alkisah, pemuda kufa ahli ibadah, hingga suatu saat ia jatuh cinta pada seorang gadis, dan cintanya berbalas. Bahkan ketika lamaran sang pemuda ditolak karena sang gadis telah dijodohkan dengan saudara sepupunya, mereka tetap nekat. Gadis itu bahkan menggoda kekasihnya,”Aku datang padamu, atau kuatur cara supaya kamu bisa menyelinap ke rumahku”, begitu penjelasan sesatnya. “Tidak! Aku menolak kedua pilhan itu. Aku takut pada neraka yang nyalanya tak pernah padam!” itu jawaban sang pemuda sekaligus membuat sang gadis terhenyak. Pemuda itu memenangkan iman atas syahwatnya dengan kekuatan cinta. “Jadi dia masih takut pada Allah?”, gumam sang gadis.
Seketika ia tersadar, dan tiba-tiba dunia terasa kerdil di hadapannya. Ia pun bertaubat dan kemudian mewakafkan diri untuk beribadah. Tapi cintanya pada pemuda tidak mati. Cintanya berubah menjadi rindu yang berkelana dalam jiwa dan do’a-do’anya. Tubuhnya luluh latak didera rindu, dan akhirnya ia meninggal. Sang pemuda terhentak. Itu mimpi buruk. Gadisnya telah pergi membawa semua cintanya. Maka kuburan sang gadislah tempat ia mencurahkan rindu dan do’a-do’anya. Sampai suatu saat ia tertidur di atas pusara sang gadis. Tiba-tiba sang gadis hadir dalam tidurnya, cantik, sangat cantik. “Apa kabar? Bagaimana keadaanmu setelah kepergianku”, tanya sang gadis. “Baik-baik saja. Kamu sendiri di sana bagaimana,”jawabnya sembari balik bertanya. “Aku di sini dalam surga yang abadi, dalam nikmat hidup tanpa akhir.” Jawab sang gadis. “Do’akan aku, jangan pernah lupa padaku. Aku selalu ingat padamu. Kapan aku bisa bertemu denganmu”, tanya pemuda lagi. “Aku tidak pernah lupa padamu. Aku selalu berdo’a agar Allah menyatukan kita di surga, teruslah ibadah. Sebentar lagi engkau akan menyusulku,” jawab sang gadis. Hanya tujuh malam setelah mimpi itu, sang pemuda pun menemui ajalnya. Atas nama cinta, ia memenangkan Allah atas dirinya sendiri, atas nama cinta pula Allah akan mempertemukan mereka, dan cinta bekerja dengan cara itu.

Allah Maha membolak-balikkan hati, maka jagalah cinta agar berada tetap pada kesucian dan kemurniannya. Jika memang cinta sudah terasa, maka diamlah, tunggulah, lalu sampaikan pada hari ketika janji suci dibacakan, hingga Arsy berguncang. 

Tidak ada penyesalan bagi orang-orang yang menempatkan Cinta sesuai aturan-NYA.

“Kamu takkan pernah sanggup mendaki sampai ke puncak gunung iman, kecuali dengan satu kata: cinta. Imanmu hanyalah kumpulan keyakinan semu dan beku, tanpa nyawa, tanpa gerak, tanpa daya hidup, tanpa daya cipta. Kecuali ketika ruh cinta menyentuhnya. Seketika ia hidup, bergeliat, bergerak tanpa henti, penuh vitalitas, penuh daya cipta, bertarung dan mengalahkan diri sendiri, angkara murka dan syahwat.”-Anis Matta-

Maka, apa kabar cinta? Masih dalam keadaan suci, bersih kan?

Teruslah berdoa agar Allah menjaga hati-hati kita, tetap dalam kebaikan:
“Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘alaa diinik”


-Adm-

Komentar

Postingan Populer