Resensi Buku : Udah Putusin Aja!
Bermula dari setelah membaca lembar demi lembar buku ini, tangan jadi gatel banget pengen nulis resensinya. . .
Saya sangat mengapresiasi ustad yang satu ini karena terkenal sering
membahas bab perasaan antara dua insan yang berlawanan jenis yang sering
melanda anak muda yaitu apalagi kalau bukan cinta. Ciyee~ :3Tapi
di zaman yang semakin maju ini anak muda yang masih labil bin ababil
itu sering salah kaprah mengartikan cinta dan mengungkapkannya dengan
sebatas pacaran. Padahal sebetulnya cinta itu suci, bahagia, nyaman, dan
lain-lain yang indah-indah lah, apalagi perasaan itu merupakan
pemberian Sang Maha Cinta. Kurang apalagi coba alasan buat bersyukur
kalau kita sudah diberi tubuh yang sempurna, jiwa yang bersih, lalu
Allah masih memberi cinta juga. Hmm~
Buku Udah Putusin Aja by Ustad Felix Siauw ini mengupas tuntas segala apa yang berhubungan dengan cinta dari mulai apa itu arti cinta sampai bagaimana agar cinta itu berpahala (nikah itu maksudnya, gitu aja ga mudeng, heuheu~). Beliau mengungkapkannya dengan bahasa yang gaul. Emang dah ustad ini udah ngertiin perasaan yang muda-muda, gaul pula. :”>
Buku Udah Putusin Aja by Ustad Felix Siauw ini mengupas tuntas segala apa yang berhubungan dengan cinta dari mulai apa itu arti cinta sampai bagaimana agar cinta itu berpahala (nikah itu maksudnya, gitu aja ga mudeng, heuheu~). Beliau mengungkapkannya dengan bahasa yang gaul. Emang dah ustad ini udah ngertiin perasaan yang muda-muda, gaul pula. :”>
Kenapa sih sang ustad getol banget bahas bab yang satu ini?
Itu dikarenakan beliau prihatin dengan keadaan kaum muda saat ini
guys. Akibat pacaran, banyak korban-korban berjatuhan (emang kayak wabah
gitu ye, yang namanya pacaran ini). Korban apa gitu deh? Apalagi kalo bukan hamil diluar nikah. Apppaaah? What?!! *berbusa.
Parah beuud kan? Perasaan pas jaman dulu gak sampe menjamur gini. Makin
ke depan ini kenapa kok makin rusak aja ya remaja kita? Huft..
Sebenernya pacaran itu boleh apa nggak sih qaq? Tapi kok sampe
merenggut kehormatan seseorang gitu, berarti itu melanggar HAM dong? :O
Semuanya berawal dari cinta. Cinta itu datangnya seperti jelangkung.
Dan dia datang karena sudah terbiasa. CInta itu innocent. Dia nggak
punya salah. Tapi ketika cinta itu datang dibarengi sama nafsu, lah itu
jadi malapetaka dunia akhirat. Soalnya nafsu itu seperti binatang buas,
mencabik-cabik jiwa korbannya. Makanya kita harus sering-sering merantai
binatang itu. Rantai yang paling kuat dan kokoh adalah keimanan. Karena
biasanya pacaran itu mengundang nafsu, jadi ngga boyeh ya qq..
Salah satu cara agar cinta itu tak ternoda, adalah menikahlah, suit suit~. Lah tapi kan kita masih muda (sekolah/kuliah/baru kerja), nikah dari Hongkooong… :v
Ada opsi lain kok, kalo belum mampu ya berpuasalah, atau dengan
mencintai dalam diam, soalnya jika cinta diumbar-umbar bisa dimanfaatkan
lo sama pihak-pihak yang menginginkan suatu kejadian yang diinginkan.
Nah lo nah lo apa itu? 
Dan tak lupa selalu memantaskan diri. :3
Dan tak lupa selalu memantaskan diri. :3
Kalo saya pingin nikah tapi belom mapan ustaad! Gimana dong? Hiks hiks.. T_T
Ukuran mapan itu apa sih? Punya duit banyak? Bisa beli mobil, rumah, pesawat, kapal, planet Mars?
Ada bab di buku itu yang menjelaskan bahwa Pernikahan hanya memerlukan kemampuan bagi yang menjalankannya. Kemampuan disini bukan dilihat dari harta, keturunan, atau status sosial, melainkan dari agama semata. Jadi, kalo memang belum mudeng ilmu agamanya, tahu sendiri kan musti ginama, eh, gimana.. :v
Sebenarnya yang ditakutkan dari cinta itu adalah ke”lebay”an. Yaitu, mencintai makhluk melebihi Sang Maha Cinta. Dan padahal masih banyak orang yang berhak dicintai lebih lebih lebih lo daripada orang asing yang bukan siapa-siapa kita. Berikut ini hierarki cinta versi majalah kucingkelinci:
Ada bab di buku itu yang menjelaskan bahwa Pernikahan hanya memerlukan kemampuan bagi yang menjalankannya. Kemampuan disini bukan dilihat dari harta, keturunan, atau status sosial, melainkan dari agama semata. Jadi, kalo memang belum mudeng ilmu agamanya, tahu sendiri kan musti ginama, eh, gimana.. :v
Sebenarnya yang ditakutkan dari cinta itu adalah ke”lebay”an. Yaitu, mencintai makhluk melebihi Sang Maha Cinta. Dan padahal masih banyak orang yang berhak dicintai lebih lebih lebih lo daripada orang asing yang bukan siapa-siapa kita. Berikut ini hierarki cinta versi majalah kucingkelinci:
Allah dan Rasul-Nya.
Ibu dan Ayah.
Suami/istri (kalo udah punya).
Saudara kandung kita.
Anak kita (kalo udah punya juga).
Anak yatim.
Kaum dhuafa.
Kalo hierarki cinta menurut kalian sih boleh apa aja, elastis kok.
Komentar
Posting Komentar