KELAS KESABARAN BULAN MARET
Akhir maret 2020
Maret adalah bulan spesial
bagiku, karena bulan maret jugalah waktu ku mengulang tahun kelahiran. Setiap 5
maret, menjadi hari spesial. Tahun ini, 2020 bulan maret penuh dengan
tantangan, atau sebut saja ujian kesabaran. Pertama, hadiah milad tahun ini aku
berharap hal yang sederhana, seikat bunga kering yang awet dan epic, dengan
sebuah hadiah kecil, mungkin buku, atau apalah, kuharapkan bisa kuterima di
hari spesial, 5 maret. Ternyata, aku mendapatkan hadiah yang tidak sederhana,
dan sayangnya tidak bisa digunakan, sampai tulisan ini kubuat.
Subhanallah, aku belajar untuk
tidak banyak harap, meski harapannya sederhana. Kecewa tentu ada, tapi menerima
adalah keputusan yang kubuat, karena kecewa bagaimanapun, tidak akan memberikan
ketenangan buatku.
Dan bulan maret jadi kejutan
luarbiasa saat pemerintah mulai meliburkan seluruh sekolah, mulailah WFH
dijalankan karena kondisi virus Corona yang luarbiasa cepat penyebarannya.
Sejak tanggal enam belas maret hingga hari ini, dan akan ditambah harinya
hingga semua reda, semua diminta untuk tidak keluar rumah, belajar dirumah dan juga
beribadah dirumah. Tentu hal ini merubah semuanya. Merubah tatanan kehidupan
masyarakat. Begitu juga dengan diriku.
Diawal virus ini mulai masuk
negeri ini, aku cukup gusar, penuh cemas, pusing dan pikiran kacau, dengan
berbagai spekulasi yang otakku buat, analisa masa depan dan kemungkinan yang
membuat ku semakin parah. Apalagi jika mengingat kami bisnis, dan juga
terdampak dengan kondisi seperti ini. Ditambah lagi tanggungan bayar kontrakan
yang juga pas jatuh tempo tepat awal April. Akhirnya aku bisa mengendalikan
diriku kembali, dengan tidak membuka berita, menyibukkan diri, juga mencari
hiburan, sehingga aku mulai tidak lagi cemas dan khawatir dengan berita diluar
sana. Tapi yang paling penting adalah, aku mulai mencoba membaca surat
cintaNya, untuk menenangkan hati dan jiwa. Alhamdulillah, semua berangsur
membaik di dalam diriku.
Ternyata, aku belajar bahwa ujian
kesabaran sedang dialami oleh seluruh manusia di bumi. Lantas apakah aku
berhasil lulus?
Itulah yang sedang aku usahakan
saat ini, bahwa mengendalikan hati, emosi, jiwa dalam keadaan dan kondisi yang
seperti ini adalah wujud kesabaran. Dan untuk senantiasa tidak lupa, bahwa
Allah memberikan nikmat tak terbatas pun dalam keadaan seperti hari ini. Maka,
kita perlu merefresh ulang pikiran, menjadikan semuanya kembali zero dari
berbagai suudzon, tetap husnudzon apapun yang terjadi.
InsyaAllah fase ini akan berlalu,
maka posisi kita dimana saat keadaan ini berlalu? Jadi mereka yang mengeluhkan
semua hal, atau bersyukur atas semua nikmat.
Itu pilihan.
akhir Maret 2020
*dirumahaja
Komentar
Posting Komentar